Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-19 01:39:13【Tempat Makan】372 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(5)
Artikel Terkait
- Gratis PPN rumah, bisnis properti diperkirakan semakin baik
- UNRWA: Harga pangan Gaza melonjak ekstrem usai lahan dirangakan Israel
- Minum air hangat vs air dingin: Mana yang lebih baik untuk kesehatan?
- JEF 2025 dinilai jadi ruang pelaku ekraf dorong ekonomi Jakarta
- Pemkot Jakbar tindaklanjuti kasus keracunan MBG di SDN Meruya Selatan
- Kementerian Kebudayaan berkolaborasi untuk memajukan kebudayaan
- BPOM: Keamanan pangan yang baik mampu dukung pertumbuhan ekonomi
- UNRWA: 300.000 siswa di Jalur Gaza akan kembali bersekolah
- KKP: 41 UPI masuk "Yellow List" bisa ekspor ke AS secara bersyarat
- Perkuat kualitas MBG, Pemkab latih petugas penjamah makanan
Resep Populer
Rekomendasi

SPPG diingatkan olah limbah MBG dengan baik, jangan cemari lingkungan

BGN sebut 112 SPPG ditutup karena langgar SOP

Perkuat kualitas MBG, Pemkab latih petugas penjamah makanan

BGN bimbing 30 ribu penjamah pangan tingkatkan kualitas layanan MBG

Kemen PKP sebut pelaku UMKM salon hingga bengkel bisa manfaatkan KPP

Produk olahan rempah Indonesia dilirik pasar Timur Tengah dan Afrika

Tim Rescue TNGR bersihkan sampah di tebing curam Gunung Rinjani

KPKP Jaktim gencarkan edukasi pedagang dan warga soal keamanan pangan